Kembali ke diskusi kami semula, waktu itu Leo menceritakan impian dan idealismenya untuk mengangkat potensi seniman Bandung (baca alumni SR ITB). Dia mengatakan bahwa di era art booming ini, masih sedikit sekali potensi alumni muda ITB yang terangkat. Kita kalah jauh dengan seniman-seniman dari Jogja dan Bali, karena masih relatif sedikit promotor' yang mau melirik potensi alumni ITB. Diskusi kami hanya berhenti sebatas diskusi, namun ternyata Leo tidak berhenti mewujudkan mimpinya. Akhirnya kira-kira 9 bulan kemudian, tepatnya sekitar November 2009, saya menerima undangan pembukaan galeri seninya, Umahseni, di daerah Menteng, yang semula adalah rumah orang tuanya, namun kini sudah disulap menjadi sebuah art space yang nyaman. Pembukaan galeri ini, juga dilaksanakan bersamaan dengan pameran tunggal karya Irwan Bagja Dermawan (Iweng), seorang alumni SR ITB 90. Dan bahkan, para kurator-nya pun adalah kurator internasional yang kebetulan juga adalah para alumni SR ITB, rekan Enin Supriyanto (SR84) dan rekan Agung Hujatnikajenong (SR90).
Sedikit saya kutipkan tulisan Enin di booklet yang dibagikan saat acara pembukaan galeri / pameran lukisan tersebut berlangsung :
Jakarta, 2009 - Di sebuah rumah di Kawasan Menteng,Jakarta Pusat, Iweng sedang sibuk mengerjakan beberapa lukisan berukuran cukup besar. Rumah ini jadi studio sementara Iweng, khusus untuk menyiapkan pameran tunggalnya. Leo Silitonga - pecinta seni, kolektor, dan kini juga membuka geleri - memang menyukai kaya-karya Iweng sedang menyiapkan rumah ini untuk menjadi art space. Dan, pameran tunggal Iweng akan menjadi acara resmi untuk menandai pembukaan dan beroperasinya galeri ini.Leo juga bersimpati kepada Iweng yang selama ini seperti mengabaikan saja kerja keseniaanya dengan hidup mengembara ke sana ke mari, mengerjakan mural dengan komunitas perkampungan di Bandung, atau mengerjakan kerja eksperimen dengan kelompok pemusik. Pokoknya, sejak pulang dari Havana, Cuba, seusai mengikuti acara Havana Bienal, Iweng tidak pernah lagi aktif dalam lingkaran rekan-rekan seniman yang berkarya di studio, untuk kemudan berpameran. Ia menghabiskan waktunya dengan mebuat mural di jalan-jalan dan kolong jembatan di sekitar kampung tempat tinggalnya di Bandung.
Apa mau dikata? Salah seorang seniman Indonesia (alumui ITB lagi - red), yang pernah memikat perhatian publik di Havana Bienal, memang memilih jalan berkesenian seperti itu. Tapi bagi Iweng, semua itu wajar dan menjadi pengalaman berharga. Katanya :"Berinteraksi dengan publik seperti ini justru seru dan menarik. Mereka melihat dan menerima karyaku dengan perhatian dan apresiasi yang jujur". Tapi kenapa ia tidak menyisakan waktu untuk menggarap karya di studio dan kemudian berpameran sepulang dari Havana..? "Yaa.. begitulah", kata Iweng. "Aku pulang 'kan gak ada duit, gak punya alat, bahan untuk melukis. Juga ada masalah pribadi. Frustasilah". Membuat mural, katanya, juga pilihan supaya bisa tetap melukis. "Kalau meminta cat pada teman-teman, ada alasan bahwa ini untuk bikin karya di ruang publik, untuk publik." Juga katanya: "Setelah aku lihat sekian pameran karya teman-teman aku pikir karyaku gak akan diterima oleh galeri". Ini pasti berkenaan dengan kenyataan bahwa belakangan ini galeri-galeri sering memamerkan karya yang cenderung natratif, figuratif dan realistik.
Well, masih panjang lagi tulisannya. Tapi dari sedikit tulisan yang saya cuplik di atas, saya ingin bercerita kepada rekan-rekan, bahwa banyak cara yang bisa dilakukan untuk sharing dan peduli kepada sesama Alumni, namun dikemas dalam semangat simbiose mutualisme yang saling menguntungkan. Sharing dan pedul, tidak harus selamanya diwujudkan dalam bentuk 'memberi' kan materi dari yang mampu kepada yang kurang mampu. Apa yang dilakukan Leo, Enin dan Iweng adalah sama-sama berkolaborasi. Leo memberikan kesempatan kepada Iweng untuk berkarya di galeri-nya, Enin dan Agung Hujatnikajenong memberikan apresiasi profesional sebagai kurator atas karya Iweng, dan Iweng berkarya. Pada akhirnya, karya Iweng ini akan memliki added value yang tinggi, dan bisa memberikan gain yang memuaskan bagi semua stake holdernya.
Semoga kolaborasi yang sama akan semakin banyak muncul diantara kita, sesama alumni ITB....
Umahseni @ Menteng Artspace
Jl. Suwiryo11 , Menteng, Jakarta Pusat.