Undangan untuk menonton konser 'a tribute to Genesis' adalah ajakan yang tidak pernah bisa saya tolak. Namun, kali ini agak lain, karena konser Cockpit kali ini akan dilaksanakan pada hari Senin 28 Desember 2009 di Kamasutra, Crowne Plaza Hotel. Hari-hari terakhir di akhir tahun begini, sebenarnya saya lebih suka untuk berkumpul bersama keluarga. Namun, pikiran saya tiba-tiba berubah, ketika sahabat saya Bubi (TA84) memberitahukan bahwa ia akan bermain keyboard sebagai bintang tamu dalam konser tersebut. Akhirnya, dengan segera saya mengumpulkan pasukan Genesis freaks untuk bersama-sama menonton, dan me-reserved tempat favourite kami di Kamasutra.
Kami menonton berenam: saya, Chiwy, Tuti, Rully, Nana dan suaminya. Kami tiba disana jam 20.30, karena sesuai rencana, show akan dimulai jam 21.00. Tetapi ternyata acara molor dari jam yang dijadwalkan. Karena dari kantor kami memang belum makan malam, maka kami habiskan waktu menunggu dimulainya show dengan makan malam di Cafe Beranda. Tepat jam 22.00, saya di sms, bahwa show akan dimulai, dan kami kembali turun ke Kamasutra.
Lagu pembukanya yang dibawakan Cockpit malam itu adalah Dodo Luker, dan dilanjutkan dengan Abacab, lalu berturut-turut beberapa lagu yang berganti-ganti dari album baru ke album lama. Saya belum merasa 'panas', sehingga tangan saya masih rapi terpaku di atas meja. Namun begitu intro One for the Vine dilantunkan, maka adrenalin mulai merayap naik. Apalagi ketika medley In The Cage juga dimainkan, maka tak pelak lagi tangan saya langsung refleks bergerak memberi semangat kepada Yaya Muktio untuk tetap semangat menggebuk drum-nya. Dilanjutkan lagi dengan beberapa lagu 'baru' yang sedikit nge pop, dan diakhiri dengan lagu panjang Supper's Ready, yang memakan waktu hampir 20 menit, yang membuat para wanita terkantuk-kantuk. Luar biasa...., permainan Cockpit yang hampir tanpa cela ini membuat Bubi nampak agak stress..., dan saya juga ikut stress.... membayangkan Bubi harus bermain tanpa dibantu sang Macintosh....!
Setelah Supper's Ready berakhir, Bubi diminta naik ke panggung, dan kami memberinya semangat. Ia bermain duet bersama Krisna pada keyboard memainkan Cul de Sac dan intro Firth of the Fifth dengan sangat cantik. Lucunya, ternyata selain kami banyak yang mengenali Bubi, karena di belakang panggung terdengar teriakan, "Hidup Indonesia 6...!" (Indonesia 6 adalah band Bubi waktu masih kuliah di ITB). Begitu, Bubi turun panggung, nampak kelegaan yang luar biasa di wajahnya, dan ia kembali bisa menikmati permainan Cockpit dengan lebih santai..... (hehe... sorry yaa... Bub, ini komentar jujur gue).
Malam masih terus berlanjut, gelas demi gelas minuman kesukaan saya mengalir di tenggorokan, tetapi tetap tidak mampu menuntaskan rasa gerah, apalagi ketika medley Duke's End dimainkan. Yaya Muktio masih tetap memiliki stamina yang luar biasa dalam menjaga beat-beat irama lagu, Krisna bermain keyboard bersih sekali, hampir tanpa kesalahan. Demikian juga dengan permainan Odink Nasution pada lead guitar dan Raydi Noor pada bass yang mampu memberikan nuansa yang Genesis sekalee.... Ary Syaf, sang vocalist yang sering kita pinjam untuk band ITB juga tampil prima, dengan kualitas vocal yang mirip dengan Peter Gabriel. Demikian juga Yudhi, sang vocalist lainnya yang memiliki warna suara mirip Phil Collins.
Malam itu diakhiri dengan penampilan lagu Selling England by the Pound dan Cinema Show, dan akhirnya tuntas sudah kami mendengarkan 23 buah lagu Genesis. Terpuaskan sudah kami menikmati pertunjukkan malam itu, walau harus pulang meninggalkan Kamasutra pada pukul 2 pagi dengan kepala berat dan telinga berdenging-denging...!