source : http://endowmentfund.itb.ac.id/
Acara diskusi dimulai dengan presentasi dari Ir. Rinaldi Firmansyah, CFA, MBA, sebagai Ketua Endowment Fund ITB – Satuan Kekayaan dan Dana. Pada kesempatan tersebut, beliau memaparkan pentingnya Endowment Fund bagi perkembangan ITB, dan kontribusi yang telah diberikan oleh Endowment Fund ITB kepada Satuan Akademik ITB. Beliau menyampaikan bahwasanya untuk menjadi perguruan tinggi bertaraf internasional tidak bisa dengan mengandalkan anggaran dari pemerintah yang hanya 39,1% dari Anggaran ITB 2009. Peran alumni melalui Endowment Fund akan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi perkembangan ITB ke depannya.
“Sampai Agustus 2009, dana yang dikumpulkan oleh Endowment Fund ITB berjumlah Rp. 32,1 M, dan baru mensupport 0,81% anggaran ITB, dan itu belum cukup! NUS (National University of Singapore) saja sudah mampu mengumpulkan dana endowment fund S$ 38 million, kita masih jauh ….”. Beliau juga mengungkapkan bahwa Endowment Fund juga memfasilitasi apabila alumni menginginkan hasil investasinya disalurkan untuk jurusan/program studi tertentu. Dari sekian banyak jurusan yang ada di ITB baru alumni dari 5 jurusan saja yang telah memperlihatkan kontribusinya terhadap ITB melalui Endowment Fund ITB, dengan IA Elektro menduduki posisi teratas dari segi donasi yakni Rp.1,25 M dan Tambang menduduki posisi kedua sebesar Rp 1 M. “Sipil mana? TI mana? Mesin mana?” singgung beliau di sela-sela presentasinya. Pada akhir presentasinya, beliau mengajak agar perwakilan IA jurusan yang hadir ikut berperan sebagai motor penggerak Endowment Fund untuk jurusan/prodinya masing-masing.
Acara kemudian dilanjutkan dengan sharing success story IA Elektro, yang disampaikan oleh Arief Yahya selaku Ketua IA Elektro. Pada kesempatan tersebut, beliau memaparkan latar belakang dan kunci keberhasilan program AMAL4ALMA yang digulirkan IA Elektro sebagai wujud kepedulian terhadap jurusan/prodi Teknik Elektro ITB. Beliau menyampaikan bahwasanya alumni EL ITB mempunyai potensi yang sangat besar yang dapat dimobilisir untuk menjadi contributor terbesar Endowment Fund untuk Prodi Teknik Elektro ITB. “Kuncinya ada di segmentasi alumni, waktu yang dibatasi, dan untuk mengalahkan alumni jurusan lain (Tambang-red)” ungkap beliau di sela-sela presentasi. Beliau menyampaikan terdapat tiga strategi yang dilakukan IA Elektro dalam menyukseskan program AMAL4ALMA yakni dengan melakukan pendekatan yang memanfaatkan simpul-simpul angkatan, sosialisasi melalui berbagai situs jejaring dan milis, serta terus-menerus melakukan komunikasi dengan merilis ranking angkatan penyumbang terbesar setiap harinya.
Sesi tanya jawab yang dilangsungkan pada penghujung acara menjadi wadah tukar pikiran yang diikuti dengan antusiasme yang sangat tinggi dari semua hadirin yang hadir. Banyak sekali input-input positif yang diutarakan oleh perwakilan-perwakilan IA jurusan bagi Endowment Fund ITB. “Identifikasi 5% alumni yang sudah gede-gede, campaign Endowment Fund besar-besaran, canangkan ITB sebagai world class university 2020 dan identifikasi apa saja yang dibutuhkan!” saran Rully Ketua Alumi TI. Pada lain kesempatan Syauki KI’85 menyarankan, “Milis merupakan media yang paling efektif untuk PR, saran saya adalah supaya moderator-moderator milis IA jurusan ditraining oleh SKD untuk jadi PR Endowment Fund ITB!”
21 perwakilan Ikatan Alumni jurusan telah menunjukkan kepeduliannya, dimanakah peran Anda?