Friends,
Ketika kuliah di Departemen Arsitektur ITB ada satu dosen yang gue kagumi. Dia adalah personifikasi dari "all things that's cool about a lecturer'. Tukang rally, 'rodo ngganteng' dan ngajar mata kuliah yang susah. Dia pasti gak inget gue, soalnya gue bukan 'one of the brightest students'.
Nah, minggu lalu ada undangan ngumpul alumni Arsitektur lintas angkatan di Black Canyon Coffee, Cipete. Aku diundang dik Gadjahmada AR 84 (nama dan postur beda banget: kecil dan pencilak-an), katanya: "Mas, hadir yo. Kita sekalian mo kenalin H20, kandidat Ketua Umum IA-ITB Jakarta Chapter. Kalau gak dukung dia , yang bakal menang kandidat satunya lagi yang kuliahnya ndak selesai di ITB. Ngisin-ngisini, tho!"
Karena dah lama gak ngumpul, ya gue dateng. Eh, ketemu Pak Boediono bersama mantan pacarnya (istri) yang katanya juga se-angkatan dan sejurusan (salah satu 'korban' kisah cinta sekampus). Karena pernah denger beliau sekarang main golf, langsung gue 'todong': "Pak, handicapnya berapa? Main bareng yuk minggu depan, sama Gadjah deh."
Selasa, 1 Desember, jam 6.30, Pak Boediono, Gadjah, temanku Jeffrey (EL77) dan gue kumpul di Pangkalan Jati, yang ternyata home course-nya beliau. "Saya sering main disini, kadang sendiri mulai tee off jam 10, diseling makan siang dan terusin 9 hole lagi.", katanya mesem-mesem (rupanya ini suatu pertanda.....).
Gue and Jeffrey kasi voor Pak Boediono 6 strokes (beliau berhandicap 14) dan Gadjah di semua hole kecuali di 4 holes par 3. Tee off jam 7.00 tepat dan jalan kaki. Di hole 1 - par 5, gue par dan beliau bogey. Draw. "Wah, asyik neh. Seimbang!", gue pikir.
Yang gue lupa, Pak Boediono ini kan punya paras hoki. Bener juga. Di hole 2 - par 4, pukulan keduanya dari jarak 160m langsung masuk lubang untuk eagle. Berikutnya hole 3 - Par 3 hampir hole in one (bola kena pin). "Mampusss deh kita, mas", kata Gadjah.
Selanjutnya dengan terkocar kacir kita berusaha mengejar perolehan skor, sementara beliau setiap bikin pukulan bagus, sambil tetap mesem-mesem bilang: "Kebetulan, tuh...".
4 jam kemudian penyiksaan pun selesai. Gadjah dan gue merogoh dompet. Untung makan siang ditraktir beliau, karena uang di dompet pas tinggal buat bayar parkir saja....hehehehe!
Next game: Selasa depan di Riverside.
Terlampir foto beliau sedang merogoh bolanya yang eagle dan Gadjah ngeliatin sambil iri.
Bravo, Pak Boediono! You are still the coolest one. Tapi, tunggu pembalasan kami.....heh heh heh....
salam,
amrie/
AR 77