AW |
God gave us words and it's our job to put wings on them" - 'Bones' 7th Season 7th Episode.
Namanya Aloysius Slamet Widodo. Alumni Arsitektur ITB 1971 (tahun masuk). Bukannya sibuk mendesain museum atau perpustakaan, beliau malah asyik menambang batubara, main golf, dan menulis puisi. Karena jadi penyair gak bisa untuk cari nafkah, maka aktivitas artistik ini dianggapnya hobi belaka. Sebagai penyaluran enerji kreatif dan kecenderungan otaknya yang liar, 'saru', dan mbeling.
Kemaren dia kirim puisi yang sudah lama ditulis. Tentang 'kegelisahan yang dihadapi para pemula golf', dipersembahkan bagi semua anggota IGC. Katanya: "Awalnya kita semua adalah pemula. Nothing to be ashamed of". Selaras dengan sudut pandang saya. Makanya saya suka heran bila ada 'single-handicappers' yang ogah main bareng pemula. Bisa kualat. Seperti kacang lupa kulit, kayak penguin lupa kutub.
Nikmati kengawuran puisinya. Boleh dibaca sambil tertawa atau meringis.
Amrie Noor |
IGC Chief |
@@@@@@@@@@@@@@@
'BELAJAR GOLF PERTAMA KALI'
belajar driving pertama kali
dengan teman yang ahli aku berjanji
aku bawa mobil ke senayan setir sendiri
sepatu alas paku sudah kupakai
di depan rumah golf aku berhenti
seorang berseragam
buka pintu belakang
langsung ambil golf bag
mau membawa pergi
saya tanya kamu siapa?
jawabnya, "kedi, pak".
mobil segera kuparkir
pikiranku jadi kalut
takut golf bag hilang
ingat pengalaman di stasion gambir dulu
koperku hilang dibawa kabur
"ada yang tahu petugas namanya kedi?"
orang yang saya tanya tertawa:
"semua petugas yang membawa golf bag namanya kedi.....pak"
astaghfirulah saya baru tahu ......kedi itu bukan nama orang.
aku kejar kediku
aku terpeleset jatuh
paku sepatu kena lantai licin
kediku menolong
berhenti menahan kaget
kedi itu bertanya,
"bapak mau driving"
"ya saya biasa driving"
padahal itu baru pertama kali
takut ditipu ......aku tipu duluan.
"bapak mau pukul berapa bola?"
aku bingung menjawab
kulihat orang disampingku
pesan bola lima nampan
"lima ratus bola", kataku
giliran dia yang kaget
bolak balik ia mengambil bola
20 nampan disamping saya
giliran saya yang kaget
saya kira satu nampan isi seratus
ternyata satu nampan isi dua puluh lima.
celaka teman tak datang
tak ada tempat bertanya
driving kumulai
kedi bertanya "sarung tangannya mana?"
"wah, aku lupa", padahal aku tak punya
"bisa beli disini", akupun diantar pergi
"bapak biasanya pakai merk apa?"
dengan kalem kujawab ngawur, "dunlop"
sebab ketika kecil dulu main badminton
raket dunlop merk paling top
kedi bilang "bukankah itu merk raket?"
saya malu .......pura pura tak mendengar
aku coba merk wilson
saya coba masukkan ke tangan kanan tak bisa masuk
kedinya bilang sambil tertawa, "pak, masukkan ke tangan kiri"
dalam hati kubilang "cukimak..........."
di tempat memukul bola
aku mencoba mengayun
kuambil yang paling ringan
kuayun ayunkan......kediku tertawa
"itu pater pak untuk di green"
dasar kampungan aku ikut tertawa
padahal green dan pater aku tak tahu itu apa.
memukul golf kelihatannya mudah
tapi nyatanya susah
dipukul luput ...... dipukul ngeseng
giliran kena....hati senang pikiran lega
pukulan ke-seratus lima puluh ....tangan lecet semua.
setelah 150 bola saya suruh kedi memukul sisanya
kedi bilang, "kok tidak lima ratus bola?"
"boleh...........tapi dua bolamu tambahkan juga"
assuuuuu...........!
jakarta, 15 februari 1996