Meratapi diri dalam duka lama,,,,, itu seolah bayang menghantui
Mendapati diri dalam keterjatuhan ,,,,, itu seolah satu-satunya yang mungkin
Merangkak dengan kegoyahan tekad,,,,, itu seolah mimpi terbaik
Meraba dalam kekosongan,,,,,, itu seolah berpaling dari keputusasaan
Jika kasih itu manis,,,,, bisakah lidah merasa tanpa manja
Jika kasih itu menyejukkan ,,,,, bisakah gigi mengulum tanpa ngilu
Jika kasih itu mutiara ,,,,, bisakah mata melihat tanpa silau
Jika kasih itu indah ,,,,, bisakah hati mengagumi tanpa lena
Bukan mimpi ,,, ketika ada yang mengasihi
Bukan semu ,,,, ketika ada yang memberi
Bukan belaka ,,,,, ketika ada yang bicara
Bukan ragu ,,,,, ketika ada yang berjanji
Kelelahan yang amat sangat,,,, selalu menyisakan jenuh,,,,
Enggan berharap, enggan juga menanti
Kalau hari telah gelap, malam di hati pun demikian
Kalau hari telah terang, terangnya rona wajah pun demikian
Tak lagi diketahui,,,, tak lagi diingat,,,,,
Duka yang pernah merenggut suka
Diri berputar dalam siklus pintas
Menyisakan sekelebat aura tak berbekas
Bila dia bertanya apa mimpi itu,,,, kutersentak mendapati ketakutan
Bila dia bertanya apa waktu itu ,,,, ku terjebak dalam kesesaatan
Bila dia bertanya apa lagu itu ,,,, ku terdiam tak mengingat banyak
Bila dia bertanya apa bahagia itu,,,, aq berharap tak pernah asing mendengarnya
Segala di sekelilingku,,,, Tawarkan warna yang tak terhingga ,,,,,,
Segala di dekatku ,,,,, Samarkan galau redupkan resah,,,,
Segala balutan ekspresi ,,,,, Teduhkan aku dari terik kemarahan ,,,,,
Segala bisik tegur sapa,,,,, lindungi hati dari ketidak percayaan
Widyarin Kusumaningtyas (AR 2002)