Some Hell-Nite Before
Malam yang makin larut terbitkan gelisah menakutkan hati. Suasana sepi menjerumus lebih dalam ke tanah kehampaan. Sayatan kenangan merobek ketenangan sesaat tadi. Meninggalkan luka cabik yang tak bisa menutup cepat.
Aku terbaring menyibak tirai jendela. Berharap temukan bulan berikan cahaya meski redup. Namun yang menjawab hanya guratan kelam. Bahkan bintang kecil pun tak menjawab jeritanku.
Tiba-tiba seolah berat entah apa seolah menimpa dari atas tubuhku terbaring. Menekan dadaku menyesakkan nafasku seolah hidup tinggal sesaat. Keheningan itu pecah oleh tangis paling sakit yang membuka luka-luka lama yang terkubur dalam.
Serentetan gambar kekecewaan seolah berlomba menyusul melewati depan mataku. Semakin lama yang datang adalah kekecewaan terkubur yang hampir kulupakan. Gambaran itu saling menyusul menembus jantungku seolah meronta keluar. Dalam setiap ronta itu jantungku seperti ingin berhenti berdetak.